Ads Right Header

Janda Tetangga

Ilustrasi, pixabay.com

Kema pernikahan Tadeus berdekatan dengan rumah Agata. Suasana kampung Agata sangat berbeda saat itu. Di kemah pernikahan, tampak ribuan kepala dengan berbagai jenis gaya rambut memenuhi kemah. Di tengah brisiknya suara undangan, suara MC masih dapat didengar. Selain sound system yang bagus, juga model suara yang agak bass. Matius, MC pada pesta itu, menceritakan sedikit masa lalu Tadeus yang tentunya sudah mendapat restu dari Tadeus.

"Cinta itu seperti seperti walpaper hp, bosan dikit ganti. Dan itu cinta palsu sekaligus nafsu". Suara gelak tawa undangan memecah kehingan Agata yang sedari tadi duduk diam di atas tempat tidurnya.

Agata gadis desa yang terkenal  cantik. Berkat kecantikannya, belasan pemuda terpaksa memikul sakit hati bahkan ada yang bunuh diri, hilang nafsu makan, dan memutuskan merantau setelah beberapa kali ditolak.

Setelah menyelesaikan sarjana pembangunan desa, Tadeus memutuskan mengikuti kursus kepemimpinan di Jogja. Saat itu, kabar tentang kecantikan Agata di kampung tetangga sudah sampai ke telinga Tadeus. Setelah menyelesaikan kursus, Tadeus pulang kampung. Keinginan membangun kampung adalah tekad besarnya. Dia mulai melakukan hal-hal kecil yang berdampak besar. Semisal, buka taman baca bagi anak-anak, buka tempat kursus bahasa Inggris dan beberapa kegiataan lainnya.

Agata pada waktu itu berprofesi bidan desa sebelum jadi janda. Tahun berikutnya, Tadeus menyalonkan diri menjadi Kepala Desa. Tujuannya hanya satu, membangun desa dari dalam diri setiap pribadi. Aneh juga. Berkat retorika yang bagus dan ide pembangunan yang berlian, Tadeus terpilih menjadi Kades. Kabar itu pun sampai ke telinga Agata. Selain Vani, tetangga rumah Agata yang menikah dengan Tadeus, juga beberapa gadis cantik yang bergelar sarjana ingin dikawini Tadeus. Selain gila harta, juga postur tubuh Tadeus yang gagah perkasa.

Pada malam itu, kampung halaman Agata sangat ramai. Di halaman kampung, beberapa mobil yang ber-plat merah ada di sana. Motor tidak terhitung jumlahnya. Tadeus, kepala desa muda itu menikah. Lamarannya diterima dengan hangat oleh keluarga Vani. Kemah pernikahan diriasi dengan barang-barang mewah. Tempat duduk pengantin sangat mewah, selain mirip kursi Bupati juga beberapa berlian digantung pada kepala pengantin. Tadeus mengenakan jaket tenun songke* dipadukam dengan spatu boot. Sungguh megah kema pernikahan itu.

Beberapa undangan menyibukan diri untuk gosip. Humor yang disampaikan MC seakan tidak berpengaruh bagi mereka. Selain membicarakan kecocokan Tadeus dan Vina, juga penyebab putusnya Tadeus dan Agata.

Di kursi depan, tampak hadir Wakil Bupati berserta jajarannya. Sudah menjadi tradisi, orang yang status sosialnya tinggi akan menempati kursi paling depan dalam sebuah acara. Di luar tenda, beberapa hansip terlihat begitu sibuk mengatur lalu lintas kendaraan yang tak terhitung jumlahnya.

Dengan suara lantang, Mateus menyapa hadirin yang sudah memadati tenda pernikahan itu. Tak lupa ia menyelipkan sedikit humor.  Setiap undangan yang membawa kado dipersilahkan untuk mengantar kadonya kepada pengantin. Senyum sumringah Tadeus dan Vani terpancar setelah menerima kado  Wakil Bupati. Kehadiran orang nomor 2 di Kabupaten itu seakan memberi warna baru di pernikahan Tadeus.

Pukul 00:00, sang MC mengumumkan acara selanjutnya yaitu acara bebas. Seperti biasanya, pengantin pada pesta itu, memimpin acara tersebut dalam satu nomor lagu awal. Setelah itu, pengantin diajak foto bersama para kerabat keluarga. Sebab setiap apa yang terjadi perlu dikenang dan abadikan. Foto pertama dan ketiga, Tadeus masih bersama Vani. Pada sesi yang ke-empat, Tadeus tidak menunjukkkan batang hidungnya lagi.

Agata kaget, ketika pintu diketok. Tadeus melongo ke dalam. Agata masih membereskan beberapa tisu di atas meja. Matanya sembab. Tadeus menyerbu masuk dan langsung memeluk Agata. Dia menarik tangan Agata dan masuk ke dalam kamar. Dilucutinya pakaiannya, dan tangannya mulai meraba punggung Agata. Seketika itu, Agata menjatuhkan badannya di atas kasur.

*Songke: kain tenun khas Manggarai.

Waldus Budiman,
Tinggal di Denpasar.

Previous article
Next article

Leave Comments

Post a Comment

Ads Atas Artikel

Ads Tengah Artikel 1

Ads Tengah Artikel 2

Ads Bawah Artikel