Puisi
Sastra
Puisi Indah Rabu* dan Selfhy Fauwowan**
Kiasan yang Kejam
Ilustrasi, pixabay.com |
Tersirat dalam benak
Melekat tak terhingga.
Sungguh jahat yang tak henti
Suasana yang
membungkam.
Kiasan-kiasan itu selalu terngiang
Bergelora tak henti.
Seakan memaksa untuk selalu diutamakan.
Sungguh suatu keadaan yang begitu kejam
Membuat tak seorang pun untuk berkutik.
Menghentak kasar pikiran
Selalu terbayangi!!
Melanda seluruh jiwa
Sehingga derita itu datang.
Sirnanya ketenangan
Akibat kekejaman melanda.
Tak bisa dimungkiri dari apapun.
Sulit untuk menghilangkannya
Ketidakseimbangan pikiran dan jiwa
Membawa penderiataan yang kelam.
Kembalilah!
Ilustrasi, pixabay.com |
22 November 2019,
Awal kisah menyiksa ini dimulai.
Engkau pergi meninggalkanku.
Membawa serta canda – tawa yang kita lalui bersama.
Engkau hanya meninggalkan kenangan.
Kenangan yang menyiksa.
Engkau pergi melampaui ruang dan waktu.
Pergi, yang tanpa pamit
Pergi,yang bagiku takkan kembali lagi.
Nah, mengapa kau pergi?
Saat aku lagi sayang-sayangnya.
Mungkinkah kehilanganmu hanya sementara?
Sungguh!
engkau pergi tanpa perasaan,
tanpa memikirkanku.
Tanpa memikirkan cintaku padamu.
Pintaku,
Kembalilah!
Saat ini aku merindukanmu
Mendamba dirimu berada bersamaku
Mengembalikan diriku dari ruang rindu yang menyiksa.
Yah, mengembalikan semangatku yang kau bawa serta.
Datanglah!
Kembalilah!
Peluklah tubuhku erat.
Sebab, bahagiaku hanya saat bersamamu.
Yah, hanya bersamamu.
*Indah Rabu, siswi kelas VIII pada SMP Seminari Petrus van Diepen, Aimas, Sorong, Papua Barat. Penulis puisi "Kiasan yang Kejam".
** Selfhy Fauwowan, Mahasiswi Semester VIII pada STPK Sorong, Papua Barat. Penulis puisi "Kembalilah".
Previous article
Next article
Leave Comments
Post a Comment