Ads Right Header

Curhatan Setia Shelfy Fauwowan*

Ilustrasi, pixabay.com


Seiring berjalannya waktu, bayanganmu selalu hadir dalam setiap ingatanku.
Kau sepertinya tak dapat dilupan.

Begitu banyak kisah yang kita lalui bersama. Entah suka atau duka.
Tanpa keluhan. Tanpa lelah pula.

Sungguh, cintamu membuatku terbius dan tak terbiasa.
Kau berhasil membuatku ingin selalu berada di samping dan memelukmu.

Ingin sekali kuceritakan segala isi rindu yang termuat dalam hati ini.
Ingin kuungkap jujur, betapa sakit merindukanmu. Bahwa, mencintaimu selalu membuncah rindu untukmu.
Selalu!
Sungguh, hati ini mencintaimu sangat.

Namun, entah mengapa, engkau hilang.
Semua kenangan menjadi berlalu.
Semuanya lenyap.

Engkau pergi meninggalkan sejuta luka. Menitip setumpuk kenangan.
Engkau pergi tanpa pertimbangan. Tanpa memikirkan perasaanku.

Ah!! Cintaku padamu hanya membawa luka.
Sungguh, engkau beriku luka dan kenangan yang menggetarkan.
Jujur, aku lelah jadinya.

Seandainya kau tahu semua yang aku inginkan.
Seandainya kau tahu isi hatiku.
Seandainya engkau tahu betapa beratnya hati ini melupakan semua kenangan yang kita lukiskan bersama.
Betapa sakitnya, jika cintaku dan kenangan itu dikenang dalam kesendirianku.

Setiap detik,
Cucuran air mata membahasiku.
Namun, aku tetap rindu.
Inginku, duduklah engkau di sampingku, dan mengesah air mataku dengan tangan kasihmu.

Jujur,
Hati ini masih mencintaimu.
Sungguh,
Rinduku masih yang sama, memilikimu.

Namamu masih terpatri dalam hati. Tak kurelakan seorang pun menggantikanya.

Sebab,engkau masih yang terbaik.
Tulus cintaku, hanya untukmu.



*Selfhy Fauwowan, Mahasiswi Semester VIII pada STPK Sorong, Papua Barat.
Previous article
Next article

Leave Comments

Post a Comment

Ads Atas Artikel

Ads Tengah Artikel 1

Ads Tengah Artikel 2

Ads Bawah Artikel