Puisi
Sastra
Kumpulan Puisi Patrisius Epin Du
Ilustrasi, pixabay.com |
Pada Wajahmu
Jangan ada daun gugur menggempurmu.
Sebab aku takut, kalau-kalau gugurmu
membunuhku,
Pada saat remang-remang malam pucat,
Ketika tetangga dan sahabat-sahabatku
tertidur lelap.
Barangkali, kamu akan membunuh wajahku.
Kamu takut, nanti aku memenangkan
pertarungan itu.
Aku tahu dengan tubuh kakuku
Kulihat pada wajahmu ada belaskasihan.
Biarkan aku menghirup segarnya fajar,
Bersama nyanyian tekukur pada
pepohonan di luar pagar.
Pada wajahmu,
Tiada dusta tentang cinta.
#####
Malam ini Milik Kita
Di luar sana ada bulan berbentuk
sabit, yang kata mereka,
Itu namanya bulan sabit. Di antara
bulan itu ada bintang,
Memandang dengan tenang,
kepada para pendatang di bawah malam bercampur cokelat.
Ah, inikah malam-malam yang pernah aku
impikan saat di desa dulu?
Terutama ketika menyaksikan
kunang-kunang nakal berkejar-kejaran.
Mereka membentuk bintang-bintang
mungil,
bergerak di atas lembutnya tarian rerumputan separuh baya.
Malam ini bukan milikku atau milikmu.
Kalau malam ini milikku,
Aku menghabisinya dengan secangkir
kopi buatan ibu.
Dan kuhabiskan sendiri dengan
perlahan-lahan membunuh sepi.
Kalau malam ini milikmu,
aku takut engkau kesepian.
Engkau akan mencari yang lain,
dan menghabiskan malammu bersamanya.
Agar jangan ada hal yang tidak-tidak antara
kita,
Datanglah kemari duduk bersama,
di antara gasebo tua itu dengan lampu
redup indah.
Di sana aku dan engkau akan menjadikan
malam ini milik kita.
Fr.
Patrisius Epin Du, SMM,
Tinggal di Seminari Pondok Kebijaksanaan Malang, Jawa Timur.
Kuliah di STFT Widya Sasana Malang.
Previous article
Next article
Leave Comments
Post a Comment