Sosok
Susi Pudjiastuti, Perempuan Berani
Foto dari www.serujambi.com |
ARGUMENTASI - Susi Pudjiastuti adalah menteri dalam kabinet “Indonesia Kerja” Jokowi-JK (2014-2019) dengan tingkat kepuasan tertinggi, yakni 91,95 %. Kemudian diikuti oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadi Mulyono 84,07% dan Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan presentase 83,39% (iNews.id). Karena itu, logis jika sebelum pengumuman menteri “Indonesia Maju”, namanya santer beredar sebagai salah satu menteri yang akan tetap bertahan. Prediksi banyak pengamat politik tanah air juga demikian.
Ironinya, pada perkenalan dan pelantikan menteri Jokowi-Ma’ruf Amin, Rabu (23/10/2019), namanya tak terdaftar. Tidak sedikit rakyat yang kaget, dan tak menyangka atas kenyataan itu. Sungguh, banyak rakyat yang patah hati.
Ini terlihat jelas dalam media online entah Twitter, IG, Line, atau Facebook dan sebagainya. Banyak rakyat yang menyayangkan keputusan Jokowi. Yah, mau bagaimana lagi? Di situlah kekuatan hak prerogatif. Tingkat kepuasan rakyat tidak menjadi ukuran. Karena itu, rakyat yang mencintainya hanya bisa mengucapkan salam pisah-terimakasih.
“Terimakasi untuk pengabdianmu selama ini”. “Terimakasih sudah menjaga kedaulatan perairan Indonesia”. “Rakyat Indonesia tetap mencintaimu”. Setidaknya seperti itu nada yang paling banyak beredar dalam media online.
Tidak seperti menteri lain yang tidak dipanggil kembali oleh Jokowi, wanita kelahiran 15 Januari 1965, di Pangandaran, Jawa Barat ini sepertinya berhasil menarik rasa haru rakyat. Yah, rakyat patah hati setelah Jokowi tidak memasukannya dalam kabinet “Indonesia Maju” Jokowi-Ma’ruf Amin. Sebagian rakyat seakan merasa kehilangan seorang menteri hebat-berani dan inovatif.
Apa yang membuat rakyat patah hati?
Kegalauan atau patah hati kebanyakan rakyat ini dibaca penulis sebagai berkat kerja Ibu Susi selama lima tahun menjadi menteri di kabinet “Indonesia Kerja” Jokowi-JK (2014-2019). Bahwasannya, semenjak menjadi menteri Kelautan dan Perikanan pada tahun 2014, wanita tiga anak ini mengeluarkan banyak kebijakan dan terobosan yang membuat banya orang terkaget dan terheran-heran.
Menenggelamkan kapal ilegal negara asing yang mencuri ikan. Ini yang membuat negara pencuri ikan ketar-ketir. Karena itu tidak heran, “Susi Pudjiastuti diapresiasi karena keberanian dan ketegasannya,” kata CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali.
Penenggelaman kapal illegal sebagai upaya mengatasi illegal fishing di perairan Indonesia merupakan kebijakannya yang kontroversial dan berani yang paling dikenang rakyat. Kebijakan ini membuat negara yang suka mencuri ikan tak banyak berkutik. Tercatat, bahwa selama 2014-2019, kementerian Kelautan dan Perikanan di bawah nahkodanya sudah menenggelamkan ribuan kapal asing ilegal pencurian ikan.
Kebijakannya itu kemudian menuai hasil positif. Perairan Indonesia aman dari kapal besar pencuri ikan. Jumlah ikan semakin banyak di laut Indonesia.
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) Zulfikar Mochtar mengatakan, pada saat tahun 2014 lalu, wilayah perikanan Indonesia dijajah oleh kapal asing. Sehingga produksi perikanan masih berasal dari kapal asing. Hal tersebut berbanding terbalik dengan kondisi saat ini (setelah ada kebijakan penenggelaman kapal ilegal yang dilakukan oleh pemerintah sejak 2015 lalu).
Pada tahun ini, seluruh produksi perikanan berasal dari nelayan di dalam negeri. “Dulunya sebelum 2014 kita dijajah ribuan kapal asing. Sekarang 100% penangkapan ikan berasal dari dalam negeri. Dulu data produksi adalah dari kapal asing sekarang 100% dalam negeri,” ujarnya dalam acara halalbihalal di Kantor Kementerian KKP, Jakarta, Kamis (4/7/2019), (economy.okezone.com).
Selain dicintai karena terobosan beraninya, wanita yang mendapat gelar Doktor Honoris Causa bidang keilmuan management dan konservasi sumberdaya kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS Surabaya) ini juga dikenang karena gaya kepemimpinannya yang sangat fleksibel. Tidak kaku.
Kerjanya sebagai menteri Kelautan dan Perikanan tidak hanya sebatas membuat laporan, memantau kondisi nelayan dan kelautan dari balik jendela kantor kemeterian. Tetapi menteri yang putus sekolah saat kelas 2 SMA ini turun langsung ke lapangan.
Di lapangan beliau berbaur dengan para nelayan. Dia tidak menjaga gensi bertemu rakyat. Yah, wanita yang mendapat penghargaan sebagai Srikandi Nekat Award dari Yayasan Retno Sekar Budoyo pada 25 Februari 2018 ini benar-benar merasakan apa yang dirasakan oleh rakyat nelayan.
Dari fakta kegalauan dan patah hati kebayakan rakyat yang termuat dalam media sosial ini, penulis berasumsi, bahwa ternyata rakyat Indonesia merindukan tipe pemimpin seperti Susi Pudjiastuti. Bahwa, pertama, rakyat merindukan pemimpin yang kreatif, inovatif, dan berani membuat terobosan, yang tentu untuk kepentingan rakyat. Bukan kreatif, inovatif, dan berani untuk membuka cela korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Kedua, pemimpin yang dicintai rakyat adalah pemimpin yang merakyat. Artinya, pemimpin mesti berani menanggalkan gensi, meninggalkan kenyamanan di ruang kementerian. Mesti turun langsung ke lapangan, berbaur dengan rakyat. Melihat dan mendengar langsung persoalan yang terjadi di lapangan. Memeriksa atau memantau secara langsung kerja kementrian di lapangan.
Tentu masih ada banyak lagi nilai kerja yang ditinggalkan Ibu Susi selama 2014-2019. Dua nilai itu urgen untuk dihidupi oleh kementerian lain dalam kabinet “Indonesia Maju”. Sebab, itu sejalan dengan pesan Jokowi dalam sesi pengenalan para menteri di depan Istana, yakni para menteri mesti kerja keras, kerja cepat, dan kerja produktif; jangan monoton; dan mesti turun langsung ke lapangan. Cek kondisi lapangan.
Terakhir, untuk Edhy Prabowo, menteri Kelautan dan Perikanan periode 2019-2024, yang dikirim Gerindra itu, pengganti Susi Pudjiastuti, mesti bekerja berani seperti Ibu Susi. Berani membuat terobosan untuk menjaga kedaulatan perairan Indonesia. Ingat, rakyat mencintai dan mengenang Ibu Susi dengan kebijakan-kebijakan serta terobosan-terobosan konstruktifnya untuk menjaga produktivitas perairan Indonesia.
Karena itu, untuk menteri baru, teruskan aksi berani Ibu Susi. Tenggelamkan kapal ilegal pencuri ikan. Ingat itu! Jika tidak, rakyat akan meneggelamkan menteri ke-laut(an) nanti.
Oleh: Rudi Haryatno
Previous article
Next article
Leave Comments
Post a Comment